Friday, March 9, 2012

Apakah Yang Akan Kulalui Hari Ini

Salam hormat,



(dedikasi untuk guru-guru tersayang)


dari tingkap van sekolah ini
sebagaimana selalunya setiap pagi
aku mencongak-congak dengan penuh curiga
apakah yang akan kulalui
sepanjang hari ini
di sekolah kesayangan.

apakah perhimpunan pagi ini
sama seperti kelmarin
mendung oleh omelan dan herdikan
sang guru penjaja susila
yang kedinginan sabarnya
pabila rakanku seorang dua
terlupa pada tertib mendengar bicara
atau goyah santun bahasanya
tika mendepani gurunya

apakah pembelajaran lewat tengahari ini
sama seperti kelmarin
perih oleh tajamnya ungkap sinis
sang guru penjaja ilmu
yang kelukaan mindanya
pabila rakanku seorang dua
sengaja tidak menyiapkan kerja rumah
atau malu bertanya mendamba nasihat
tika mendepani gurunya.

apakah hadirku hari ini
sama seperti kelmarin
samar oleh kelabunya tulisan di buku nota
sang murid penjaring susila dan ilmu
yang kewalahan emosinya
yang kesurupan jiwanya
pabila guruku seorang dua
gersang senyumramahnya
tempang tunjukajarnya
lalu bertingkah menyanggah pekerti mulia
tika mendepani anak muridnya.

___________________________________________

- Seorang Aku

Alangkah Anehnya di Negeri Ini

Salam hormat,


Aduhai
alangkah anehnya di negeri ini,
bangsa yang dibangunkan 54 tahun lamanya
masih bercempera anak-anak hingusannya
merangkak atau berjalan atau berlari
dengan arah tak sehala bicara tak sekata
mendongak menjunjung langit berbeza
bukan langit yang satu dan sama
pernah dilakar molek di minda nenek moyang kita
tika melukis warna warni langit merdeka
dan tercalit di kanvas perlembagaan negara.


Kenapa begitu jadinya
si pencatur landskap negara jadi konyol tindak politiknya
telah engkau mungkiri ikrar mulia
untuk terus melakar langit yang satu dan sama
sebuah negara bangsa merdeka,
lalu terpadamlah
calitan rasa paling dalam dan luhur
membangun adicita bersama
oleh keangkuhan nostalgia
dan tolakansur makbapak berkuasa
yang berwewenang
tapi korup jalur fikirnya.

(ii)

Aduhai
alangkah anehnya, aneh sekali,
bangsa yang dibangunkan 54 tahun lamanya
masih terpinggir bahasa ibundanya
tersembunyikan di balik kaca pelan pembangunan
maka masih perlu ada bulan bahasanya
masih tidak perkasa bahasa induknya
seperti tidak perkasanya sang pemimpin kita
melakar langit impian pejuang kemerdekaan negara,
yang sudah lali dan tidak peduli
tentang wahana pembina maruah masa depan,
yang sudah lali dan tidak peduli
tentang hodohnya rupa dan rona berbeza
bumbung sekolah anak-anak kita;
lalu yang begitu masih tetap begitu juga
lalu yang terkesima masih terus terkesima
dengan bahasa penjajahnya
mengatasnamakan kehebatan masadepan bangsa,
lalu yang pelat sebutannya sumbang intonasinya
masih terus pelat dan sumbang bicaranya
meski berada di parlimen atau dewan negara.

__________________

- SEORANG AKU